Aku akan menjadi pengawas di sebuah perkebunan pemerintah yang sekian lama terbengkalai di Lampung Selatan. Perkebunan itu memiliki jarak sekitar satu jam perjalanan menggunakan motor dari kota terdekat.
Di sana sejauh mata memandang, hanya akan melihat pohon-pohon karet yang hanya baru beberapa bagian saja sudah sedikit dirapikan. Di sana hanya ada satu rumah, rumah itu lah yang akan yang kami tempati.
Rumah yang agak besar, rumah lama, tapi bangunannya masih bagus meskipun belum dialiri oleh listrik. Letaknya tepat di sisi perkebunan. Di sana ada sebuah ruang tamu, dengan tiga kamar tidur dan juga dapur di bagian belakang.
Ada tiga kursi yang mengelilingi meja kayu di ruang tamu. Di belakang, dekat dapur ada kamar mandi, lengkap dengan sebuah sumur yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Airnya bersih, dan layak minum.
Di belakang rumah ternyata bukan hanya pepohonan karet saja seperti yang aku bayangkan sebelumnya. Ternyata, di sana ada pepohonan bambu yang cukup rimbun. Aku sempat membayangkan tak ada lagi jenis pepohonan lainnya di perkebunan ini, dan rumah ini benar-benar ada di tengah-tengah kebun yang di sekelilingnya hanya ada pohon karet. Bahkan tidak jauh di belakang pohon-pohon bambu itu ada sungai besar yang mengalir. Di seberang sungai itu terdapat hutan lindung, dan akan masih jauh untuk menemukan sebuah perkampungan penduduk.
Ya begitulah keadaan rumah yang akan kami tempati, Aku dan Om Wahyu, hanya kami berdua. rumah yang cukup besar untuk di tinggali oleh dua orang lelaki asing, di tempat yang asing pula. Semoga semua berjalan lancar tak ada hal mengerikan atau pun membuat kami bosan tinggal di sini tanpa tetangga.. semoga.
TESTIMONI
Setiap baca #RHDPK, aku seperti benar-benar ada di TKP, ngerinya sangat terasa.”
―@tsuuuuray, pembaca
RHDPK itu nagih banget, sumpah. Bisa-bisanya gue sebagai pencinta horor
sampe merindimg dan parno. Cuma #RHDPK
yang gue rekomendasiin sampai gue share ke mana-mana. Seseru itu!”
―@riantinuri, pembaca
“Gak perlu imajinasi tinggi untuk ikut merasakan ketakutan para pemeran. Very honest writing, story well delivered!” @Shazkya_S
“Di Rumah Teteh terasa auranya friendly, kalau di #RHDPK auranya sesak. Heran, bisa aja bangun suasana.” @ArdyMuraka
“Kata-katanya simpel, tapi bikin yang baca seperti benar-benar ada di perkebunan itu. Gregetnya
dapet!” @vthreeh
“Sebuah cerita yang sukses bikin gue jadi parnoan sampai sekarang. Walaupun siang hari, kalau sedang baca #RHDPK, seperti ada yang sedang memperhatikan.” @lileonnie1401
Mithanovian –
gaya penulisannya ramah untuk dibaca. emang bener pas baca cerita ini kerasa banget suasana horornya karna mau siang ato malam selalu ngerasa “lagi ga sendirian” walhasil selalu celingak celinguk kanan kiri dan belakang, ini horor berkelas!