
” Selagi baik, fokuslah dengan apa yang hati dan pikiranmu ingin, tutup kuping dari mereka yang sama sekali tidak membangun.”
Our Newest Arrivals
KOMIK DILAN BAGIAN 2
Keunggulan
“Membaca, menonton, dan membayangkan cerita di komik ini membuat hati berbunga-bunga. Kisah Dilan dan Milea sangat membuat hati senang, sekaligus ingin dicintai layaknya Milea.” -Gendhys, pembaca
RUANG TENGAH INGATAN
Hanya menulis puisilah aku mampu menumpahkan segala kekhawatiran, kesedihan, segala pertanyaan yang tidak bisa aku jawab dan rasa yang mungkin bisa disebut cinta walau kadang di waktu yang salah atau berlabuh di hati orang yang kurang tepat.
Aku ingin menjadi orang yang berani kali ini, mungkin dengan puisi-puisi ini, orang akan mengerti kalau aku juga manusia biasa, yang bisa sedih, susah atau bahkan terpuruk pada rasa tidak percaya diri.
Selamat berkenalan dengan diriku yang jujur dan Selamat datang di Ruang ingatanku, tempat segala rasa berbagi bangku.
KOMIK DILAN BAGIAN 1
Keunggulan:
Menggunakan cerita yang ditulis dari novel mega best seller, tentu menjadi sebuah konten yang patut untuk dimiliki para pembaca. Kita akan mendapat pengalaman lain dalam mengikuti kisah cinta Dilan dan Milea yang tidak diraguan lagi keromantisan dan keunikannya. Komik ini dapat menjadi melengkap koleksi karya-karya Pidi Baiq, terlebih seri Dilan.
RUMAH DI PERKEBUNAN KARET #RHDPK
Blurb:
Rumah kami berjarak beberapa puluh meter lagi, tapi telunjuk Wahyu yang bergetar menunjuk ke sana. Dengan bantuan cahaya lampu motor yang tidak terlalu terang, aku melihat rombongan pembawa keranda berhenti tepat di halaman rumah kami. Mereka berdiri menghadap pintu depan. “Matikan lampu,” aku berbisik. Ketika lampu motor sudah mati, semua menjadi gelap. Aku melihatnya. Sosok-sosok itu masih berdiri di depan rumah. Ternyata terdapat lubang. Liang kubur. Aku takut setengah mati. Entah sejak kapan liang kubur itu ada di sana dan siapa pula yang dikubur? Semua hal itu terjadi di rumah, di perkebunan karet.
Keunggulan:
-
- Rumah di Perkebunan Karet merupakan buku kedua yang ditulis Brii setelah Rumah Teteh (Pastel Books, 2019). Novel ini bergenre horor dan diangkat dari kisah nyata. Sempat menjadi konten “kicau” akun @BriiStory dan mendapat respon yang baik dari pengikutnya.
- Adegan-adegan yang seram terasa begitu nyata dengan gaya tutur yang sederhana.
- Bagi penggemar cerita horor, Rumah di Perkebunan Karet harusnya menjadi cerita yang layak untuk diikuti. Ketegangan dan peristiwa menyeramkan yang ditawarkan menulis cukup memacu adrenalin dan menjadi “hiburan tersendiri” .
HELEN DAN SUKANTA
“Dia yang ada di dalam hatiku maka itu adalah keabadian. Meskipun dia pergi, kenangan tidak akan pernah benar-benar meninggalkan.”
KITA DAN KATA
Ini, bukan hanya tentangku, bukan hanya tentangmu, melainkan tentang kita yang masih saja terperangkap dalam keraguan yang tak menentu. Arah langkah kita berlawanan, sementara perjumpaan di persimpangan jalan kerap kali menjadi akhir dari pertentangan. Memulai dari titik awal selalu dicoba berulang kali, bahkan untuk lagi menjadi kita nyaris tidak lagi terjadi.
Menjadi kita atau tidak; aku dan kamu adalah kita yang tak pernah selesai dengan kata-kata.
URBAN: CERITA MENTEGA
Rp55,000.00Cerita Mentega mencoba membagi pengalaman Trio Urban selama berkarya di dunia komedi dan penyiaran. Dengan latar belakang masing-masing yang unik, Wanda, Elmi, dan Roni berusaha keras untuk meningkatkan taraf hidup mereka dengan kemampuan yang awalnya begitu di paksakan. Buku ini bukan biografi ataupun autobiografi. Buku yang mencoba mengajak pembaca untuk memberikan prespektif lain dari kenaifan dalam sebuah tujuan hidup.
SEMOGA LEKAS LEGA
Tulisan-tulisan di buku ini, gak sesempurna yang dibayangkan kita sebagai manusia–bisa jadi.
Enggak bikin orang jadi setia, tapi mungkin lebih percaya kalo gak setia itu risikonya terluka.
Enggak bikin orang jadi memaafkan masa lalu, tapi bisa menerima bagian diri kita yang pernah bikin malu.
Enggak bikin orang jadi tulus, tapi seenggaknya bisa bikin mikir gimana cara biar diri sendiri keurus.
Enggak bikin orang jadi sembuh dari kesedihan, tapi seiring waktu bisa berdampingan dengan kesedihannya.
Makanya, aku beri judul Semoga Lekas Lega, supaya sering diucapkan untuk diri kita sendiri.